Thursday, June 30, 2011

Tidak Semudah Yang Dikira

Susah... betul betul susah

Sangat berbeda dengan pengalaman kakakku, Daffa, kali ini mama menghadapi kesulitan tingkat tinggi dalam memberikan MPASI padaku
Waktu yang salah misalnya saat aku ngantuk aku sudah kenyang minum ASI membuatku menutup rapat-rapat mulutku. Bahkan saat disodorkan nsendok di depan mulutku pun aku tidak mau membukanya.
Meleng kiri kanan, menjerit, menangis, itulah yang dihadapi oleh mamaku selama satu minggu pemberian makanan buatku

Waktu, adalah rahasia dibalik kerewelanku

Mama memberikan jadwal pemberian MPASI yang berbeda-beda setiap harinya selama seminggu ini. Mama lagi mencari celah kapan waktu yang tepat memberikannya
Pertama ia memberikannya jam 10 pagi. Keesokan harinya menjadi jam 9 pagi, bahkan pernah setelah jam 12 siang. Mama bingung dengan aksi tutup mulutku.

Kasian mama....

Monday, June 27, 2011

Prinsip dasar (I) pemberian MPASI


  • Pemberian makanan baru per tiga hari untuk melihat apakah ada alergi. Jadi bisa diketahui jika ada alergi    pada suatu makanan dengan mudah
  • Prinsip tiga hari itu juga untuk memberikan memori pada aku akan sebuah rasa makanan.
  • Aku tidak mengenal rasa manis asin atau pahit lho. Jadi mama gak perlu khawatir dan gak boleh memberikan rasa tambahan berupa gula atau garam sebelum aku berumur satu tahun. Cukup berikan aku rasa asli dari sebuah makanan.
  •  Gula dan garam tidak dapat diproses dalam penceraanku hingga aku berumur satu tahun. Jadi jika mama pikir itu hambar, maka bagi aku rasa makanan buatan mama lezat sekali
  •  Seminggu pertama  mama cukup memberikan makanan untuk aku sekali dalam sehari saja. Baru di minggu berikutnya bisa ditambah menjadi dua kali dan kemudian ditingkatkan di minggu-minggu berikutnya
  •  Mama jangan terlalu bernapsu untuk memberikan makanan yang sebenarnya di usiaku belum boleh untuk dicoba. Berikan perkenalan sayur, protein nabati, protein hewani secara bertahap
  •  Untuk usia perkenalan buah pertama kali yang boleh hanyalah: pepaya, pisang, apel, pear, alpukat, dan mangga.

Puree Pepaya ala Mama


Pepaya dikupas dan dipotong, masukan ke dalam food processor. Tambahkan air. Setelah halus, sajikan ke dalam mangkok bayi dan tambahkan asi untuk mengencerkan puree sesuai kebutuhan.


Insider Tips:
-          a. Jika baru pertama kali MPASI maka puree wajib encer dan pelan-pelan tingkatkan kekentalannya.
-          b. Tidak perlu menghabiskan satu mangkok puree yang telah dibuat. Namanya juga baru pertama kali, cukup sekitar satu sendok makan full orang dewasa untuk diperkenalkan pada bayi pertama kali
c. Makin nambah hari, maka jumlah suapan yang tertelan oleh bayi juga ditambah

Friday, June 24, 2011

Akhirnya aku makan juga! Yeaay!


Memasuki tahap MPASi bukan berarti memasuki tahapan yang lebih mudah dari stage sebelumnya. Justru di stage ke dua ini, tantangannya berbeda. Yaitu mengajarkan aku untuk mengunyah berkonsentrasi dan disiplin dalam makan.

Ternyata mengunyah itu bagi aku susah sekali. Apalagi jika mama memberikan aku makan di waktu yang tidak tepat. Misalnya saat aku masih kenyang ataupun mengantuk. Baru beberapa suap aja, aku pasti rewel  luar biasa.

Ohya, kedisiplinan mengajarkan aku untuk makan tertib adalah melalui makan dengan duduk di kursi. Tidak digendong, tidak sambil memegang mainan, dan juga tidak sambil menonton televisi. Kenapa begitu ya? Biar tidak menyusahkan orangtua dikemudian hari kata mama.

Setelah mencai informasi mana yang harus diberikan terlebih dahulu, serelia atau buah, akhirnya mama memperkenalkanku akan citra rasa dari papaya. Mama membuatnya dalam bentuk puree papaya yang dicampur dengan asi. Karena ini adalah kali pertamanya MPASI, maka tingkat keenceran puree pun dibuat tinggi, agar lambungku juga tidak kaget dalam mengolah makanan baru yang masuk ke dalam tubuhku.

Aku kaget pertama kali merasakan puree papaya!

Aku sampai begidik dan memalingkan wajah ke kiri dan ke kanan. Lidahku pun belum terampil untuk mengolah makanan yang disuap ke dalam mulutku.

Berceceran? Itu PASTI

Pipi tidak hanya penuh dengan cemongan puree, tapi bouncer ku pun kena cipratannya. Aku rewel, aku mengantuk, tanganku bergerak-gerak sehingga mama lengah dan sendok makannya pun dengan tidak sengaja ketempis sama aku.

Mamaaa…sabar yah ngajarin aku makan. Aku tahu ini rasa baru buatku. Mama harus memiliki gudang sabar yang lebih besar lagi untuk proses makanku dipermulaan ini.

Thursday, June 23, 2011

Satu hari menuju Sarjana Asi

Sarjana ASI? apa sih itu?
Artinya, aku sukses hanya menerima asupan gizi yang paling baik selama enam bulan  yaitu ASI.

Lalu, selanjutnya apa?
Aku sudah siap untuk mulai diperkenalkan pada Makanan Pendamping ASI atau istilah kerennya, MPASI

Sama seperti mempersiapkan kelahiran aku, mamaku mempersiapkan semaksimal mungkin peralatan penunjang MPASI. Apa saja, ya?

1. Alat pembuatnya
     Mamaku bukan tipe orang tua yang memberikan makanan kepada anaknya yang serba instan. Makanan rumahan dan buatan sendiri jelas lebih bergizi dan sehat. Jadi alat-alatnya pun harus dipersiapkan untuk membuat makananku
a. Food Processor
Bentuknya sama sih seperti blender, tapi ini yang bagian kecilnya saja. Fungsinya untuk menghaluskan makanan yang dibuat, mulai dari buah, hingga nanti aku makan sayur dan daging.
b. Alat pengukus
Untuk buah-buahan seperti apel, pear, kentang wajib dikukus dulu sebelum dicemplungin ke dalam grinder. Hasilnya buah jadi lebih lembut dan pencernaanku pun bisa menerima makanan jenis itu
c. Food warmer

Ini penting banget digunakan saat aku dan keluarga sedang di luar rumah. Mamaku memlilih food warmer yang bisa digunakan di dalam mobil dari Little Giant. Jadi kapanpun dan dimanapun, jika waktunya aku makan, tidak perlu pusing makanan kedinginan dan jadi tidak enak. Tinggal masukan ke dalam wadahnya, lalu colok saja ke dalam bagian khusus untuk pematik api di mobil, dan makananku kembali hangat.

2. Alat penyimpanan

Mamaku menggunakan Baby Cubes untuk menyimpan makanan seperti puree atau kaldu. Ohya, tidak semua makanan puree bisa disimpan di dalam freezer lho.
Untuk ibu bekerja yang waktunya sempit, mungkin baby cubes sangat berperan besar, karena ibu tidak harus berulang memasak makanan untuk babynya. Tapi mamaku, meskipun FTM, dia menggunakan baby cubes untuk memasak puree yang hanya akan dimakan keesokan harinya dan untuk menyimpan kaldu.
Makanan yang sudah membeku, saat penyajian, tinggal dikukus kembali, dan setelah mencair dan hangat tinggal di Haaap! Masuk deh ke mulutku.... hehehe

3. Alat penyajian
Aku dan bayi lain seumuranku senang sekali dengan warna warna cerah. Apalagi aku sedang berusaha mengenal warna. Nah, untuk tempat penyajian makanan pun mama mempersiapkan mangkok kecil berwarna cerah dari Sassy on the Go  Snack Bowl. Tiga ukuran dan warna yang berbeda. Yah, kalau aku baru memulai makan, pasti kan porsinya masih sedikit, ya dipakainya yang mangkok kecil, dan bertambahnya porsi makanku tinggal disesuaikan saja mangkoknya. Serunya lagi, mangkok ini juga dilengkapi suction cup. Jadi kalau diletakkan di meja makan atau high chair bisa menempel. Aman karena BPA Free :)


Kalau ada mangkok, ada sendoknya juga dong. Mamaku jatuh cinta dengan sendok dari Tommee Tippee Explora Heat Sensing Spoons. Dengan warna merah kuning yang cerah, aku pun jadi semakin semangat untuk makan. Dan aku tak perlu takut akan menelan makanan yang kepanasan, karena ada sensor panasnya yang akan berubah warna ketika makanan yang di sendok terlalu panas.

4. Alat pendukung
a. Celemek /  bip / Slaber

Yang kain atau yang pelastik? Dua dua nya penting dan ada plus minusnya. Kalau yang kain, ringan dikenakan di leherku tapi kalau lagi makan makanan seperti pisang atau alpukat, meskipun sudah dicuci akan tetap berbekas noda cokelat (pengalaman celemek kakakku). Sedangkan bip plastik, agak berat tapi mudah sekali untuk dibersihkan - tinggal di lap saja. Mama memilih bip plastik yang sekaligus memilki kantong di bagian depannya (seperti kantong kangguru), jadi kalau makanan tumpah saat mama menyuapiku makan, tidak terkena ke celanaku karena tertampung di dalam kantong.
b. Highchair?

Pentingkah? Tentu saja. Dari kakakku, mama membiasakan untuk menyuapi kakak dengan posisi duduk. Tidak di gendong apalagi diajak jalan-jalan ke luar rumah. Tapi berhubung mamaku seorang 'smart shopper', dia tidak menggunakan highchair. Bouncer yang ada, dimanfaatkan sekaligus untuk tempat duduk saya saat makan. Jadi tidak perlu mengeluarkan bujet ekstra untuk membeli highchair.
c. Botol bersendok

Fungsinya adalah saat sedang berpergian, dan tiba swaktunya jam makan, maka makanan sejenis puree bisa dimasukan ke dalam  botol yang sekaligus dilengkapi dengan sendok ini. Tinggal pencet botolnya, dan makanan keluar dari lubang yang ada di pangkal sendoknya. Mamaku memilih merk Boon Squirt yang tersedia dalam warna pink dan orange
d. Teething Feeder

Bayi seusiaku senang sekali menggigit sesuatu dan memasukannya ke dalam mulut. Apalagi kalau gusiku gatal, benda apapun yang aku pegang, bahkan jariku sendiri bisa aku masukan ke dalam mulut. Nah, benda ini, Sassy Teething Feeder berfungsi sebagai penganti teether, bahkan yang ini lebih menyehatkan. Karena mama bisa memasukan buah2an potong ke dalam jaring dan aku bisa leluasa mengigitnya. Sehat, kan?

Sebagian perlengkapan MPASI ini mama aku beli via online lewat: asibayi dan toko medela

Asiik, tidak sabar untuk besok mencicipi makanan pertamaku....

Rheabielli Copyright © 2009
Scrapbook Mania theme designed by Simply WP and Free Bingo
Converted by Blogger Template Template